Senin, 16 Februari 2015

penentuan pH pada pupuk ZA, TSP, Urea

LAPORAN LENGKAP
Nama                          : Annisa Rahmayani G
Kelas                           : IIIA
Kelompok                   : A1.1
Nis                              : 124778
Tanggal                        :3 FEBRUARI 2015
Judul Penetapan           : pH Pupuk TSP,UREA dan ZA
Tujuan penetapan         : Untuk mengetahui pH Pupuk ZA, TSP dan UREA
Dasar Prinsip               : Konsentrasi ion [H+] dalam suatu larutan encer umumnya sangat rendah tetapi        sangat menentukan sifat-sifat dari larutan, terutama larutan dalam air.
Landasan Teori           : 
"Pupuk"

           Pengertian pupuk secara umum adalah suatu bahan yang bersifat organik dan anorganik bila ditambahkan kedalam tanah atau ke tanaman dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.
          Menurut Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2001 Tentang Pupuk Budidaya Tanam, pupuk adalah bahan kimia atau organik yang berperan dalam penyediaan unsure hara bagi keperluan tanaman secara langsung maupun tidak langsung.
          Pupuk adalah bahan yang berperan penting dalam pertumbuhan tanaman terutaman sayuran. Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka dibutuhkan pupuk yang berkualitas. Jenis pupuk yang digunakan harus sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman,dosis pupuk yang diberikan, waktu pemupukan, dan cara pemupukan. Akhir-akhir ini pupuk buatan banyak digunakan dalam kegiatan pertanian adalah pupuk buatan. Pupuk yang paling banyak dipakai terdiri dari elemen N, P, dan K atau disebut dengan pupuk majemuk lengkap. Hal ini dilakukan karena semakin sempitnya lahan pertanian sementara jumlah penduduk semakin meningkat. ( Soemirat,2002).
         Justus Von Liebig (1840) menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan tanaman itu sangat tergantung pada ketersediaan unsur-unsur yang esensial yang berada dalam jumlah yang minimum dan diperbaiki dengan pemupukan.
Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ketanah atau tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi katersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal adalah kotoran hewan, sisa pelapukan tanaman dan arang kayu. Pemakaian pupuk kimia kemudian berkembang seiring dengan ditemukannyadeposit garam kalsium di Jerman pada tahun 1839.
Dalam pemilihan pupuk perlu diketahui terlebih dahulu jumlah dan jenis unsur hara yang dikandungnya, serta manfaat dari berbagai unsur hara pembentuk pupuk tersebut. Setiap kemasan pupuk yang diberi label yang menunjukkan jenis dan unsur hara yang dikandungnya. Kadangkala petunjuk pemakaiannya juga dicantumkan pada kemasan.karena itu, sangat penting untuk membaca label kandungan pupuk sebelum memutuskan untuk membelinya. Selain menentukan jenis pupuk yang tepat, perlu diketahui juga cara aplikasinya yang benar, sehingga takaran pupuk yang diberikan dapat lebih efisien. Kesalahan dalam aplikasi pupuk akan berakibat pada terganggunya pertumbuhan tanaman. Bahkan unsur hara yang dikandung oleh pupuk tidak dapat dimanfaatkan tanaman.
v Penggolongan Pupuk
Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan bahan organik pupuk ini termasuk tinggi.
Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki prosentase kandungan hara yang tinggi. Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya, pupuk anorganik dapat dibagi menjadi dua yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam. Biasanya berupa unsur hara makro primer, misalnya urea hanya mengandung unsur nitrogen.
Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara.Penggunaan pupuk ini lebih praktis karena hanya dengan satu kali penebaran, beberapa jenis unsur hara dapat diberikan. Namun, dari sisi harga pupuk ini lebih mahal. Contoh pupuk majemuk antara lain diamonium phospat yang mengandung unsur nitrogen dan fosfor.
Menurut cara aplikasinya, pupuk buatan dibedakan menjadi dua yaitu pupuk daun dan pupuk akar. Pupuk daun diberikan lewat penyemprotan pada daun tanaman. Contoh pupuk daun adalah Gandasil B dan D, Grow More, dan Vitabloom. Pupuk akar diserap tanaman lewat akar dengan cara penebaran di tanah. Contoh pupuk akar adalah urea, NPK, dan Dolomit.
Menurut cara melepaskan unsur hara, pupuk akar dibedakan menjadi dua yakni pupuk fast release dan pupuk slow release. Jika pupuk fast release ditebarkan ke tanah dalam waktu singkat unsur hara yang ada atau terkandung langsung dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Kelemahan pupuk ini adalah terlalu cepat habis, bukan hanya karena diserap oleh tanaman tetapi juga menguap atau tercuci oleh air. Yang termasuk pupuk fast release antara lain urea, ZA dan KCL.
Pupuk slow release atau yang sering disebut dengan pupuk lepas terkendali (controlled release) akan melepaskan unsur hara yang dikandungnya sedikit demi sedikit sesuai dengan kebutuhan tanaman. Dengan demikian, manfaat yang dirasakan dari satu kali aplikasi lebih lama bila dibandingkan dengan pupuk fast release. Mekanisme ini dapat terjadi karena unsur hara yang dikandung pupuk slow release dilindungi secara kimiawi dan mekanis.
Perlindungan secara mekanis berupa pembungkus bahan pupuk dengan selaput polimer atau selaput yang mirip dengan bahan pembungkus kapsul. Contohnya, polimer coated urea dan sulfur coated urea. Perlindungan secara kimiawi dilakukan dengan cara mencampur bahan pupuk menggunakan zat kimia, sehingga bahan tersebut lepas secara terkendali. Contohnya Methylin urea, Urea Formaldehide dan Isobutilidern Diurea. Pupuk jenis ini harganya sangat mahal sehingga hanya digunakan untuk tanaman-tanaman yang bernilai ekonomis tinggi.


  • Jenis – Jenis Pupuk
Menurut Peraturan Pemerintah No .8 Tahun 2001 Tentang Pupuk Budiaya Tanaman dapat dibedakan menjadi:
a. Pupuk anorganik adalah hasil proses rekayasa secara kimia/fisika dan atau biologi dan merupakan hasil industri /pabrik pembuat pupuk. Dapat digolongkan menjadi:
- Berdasarkan unsur haranya yaitu pupuk tunggal yaitu pupuk yang hanya mengandung satu unsur hara. Pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara.
- Berdasarkan kandungan unsur haranya yaitu tinggi (Urea, ZA,TSP), sedang dan rendah.
- Berdasarkan kelarutannya yaitu yang larut air, larut asam, larut dalam asam keras
- Berdasarkan reaksi kimia yaitu asam(Urea,ZA), netral( kapur ammonium yang dicampur kapur gamping ) dan basa( NaNO3 ).
- Berdasarkan bentuknya yaitu pupuk dalam bentuk padat dan pupuk dalam bentuk cair.
b. Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar/seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat/cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.Jenis pupuk ini dibagi menjadi:
- Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran padat, kotoran cair dari hewan ternak yang    dicampur dengan alas kandang dan sisa-sisa makanan.
- Pupuk hijau adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan hijau yang sifatnya dapat atau cepat membusuk.
- Kompos adalah hasil akhir dekomposisi atau fermentasi dari tumpukan sampah-sampah organik yang      berasal dari tumbuhan atau tanaman atau yang berasala dari kotoran hewan.
- Night soil adalah tinja atau kotoran manusia yang berupa padat atau cairan.
- Pupuk bungkil adalah pupuk yang berasal dari dari pabrik minyak kelapa atau kacang. Tepung tulang, dan   Tepung darah adalah pupuk yang berasal dari limbah rumah potong.
  • Sifat Sifat Pupuk
Dalam pemberian pupuk ke tanah atau ke tanaman harus disesuaikan dengan sifat dari pupuk tersebut (Harjowigeno.S,1995) :
1. Kelarutan pupuk. Pupuk N dan K umumnya mudah sekali larut dalam air. Pupuk P terdiri dari mudah larut dalam air, mudah larut dalam asam sirat dan mudah larut dalam asam keras.
Universitas Sumatera Utara
2. Kemasaman pupuk dapat menurunkan pH tanah sehingga perlu diketahui kandungan yang dapat ditambahkan ketanah untuk mengurangi kemasaman.
3. Higroskopisitas pupuk yaitu mudah tidaknya pupuk menyerap uap air yang ada diudara.
4. Bekerjanya pupuk yaitu waktu yang diperlukan pupuk mulai dari pemberian pupuk hingga pupuk tersebut dapat diserap tanaman dan memeperlihatakan pengaruhnya.
5. Indek Garam (salt index) yaitu sifat pupuk yang dapat meningkatkan konsentrasi garam di dalam laritan tanah.
  • Kegunaaan Pupuk
Unsur hara yang terkandung dalam pupuk sangat besar kegunaannya untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman :
1. Membuat tanaman lebih hijau dan segar dan banyak mengandung butir hijau daun yang mempunyai peranan penting dalam proses fotosintesis.
2. Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, dan lain-lain)
3. Menambahn kandungan protein tanaman
4. Dapat dipakai untuk tanaman seperti tanaman pangan, holikultura, tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan.
  

Alat dan Bahan             :
  • Tabung Reaksi
  • Kertas pH Universal
  • Sampel pupuk : TSP, UREA, ZA
  • Air ( aquadest )
Cara Kerja                  :
  1. Contoh pupuk sebanyak 1 gram dimasukkan kedalam tabung reaksi
  2. Dilarutkan dengan air dengan perbandingan (1:10) 
  3. Dikocok selama 1 menit lalu didiamkan
  4. pH larutan pupuk / suspensi diperiksa dengan kertas pH universal
Pengamatan                :
  • pH pupuk TSP     =  12
  • pH pupuk UREA  =  8
  • pH pupuk ZA       = 7
Kesimpulan                :   Berdasarkan hasil pengamatan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pH pupuk                                          TSP, UREA, dan ZA adalah 12, 8 dan 7
Daftar Pustaka           : http://diploma.chemistry.uii.ac.id.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar